Pencernaan karbohidrat dimulai dari
makanan masuk ke dalam mulut. Makanan dikunyah agar dipecah menjadi
bagian-bagian kecil, sehingga jumlah permukaan makanan lebih luas kontak dengan
enzim-enzim peencernaan di dalam mulut. Makanan bercampur dengan air ludah di
mulut yang berguna untuk melicinkan makanan agar mudah ditelan. Air ludah
mengandung enzim amilase (ptyalin yang bekerja untuk memecah karbohidrat rantai
panjang menjadi molekul yang lebih sederhana lagi). Di dalam mulut, hanya
sebagian kecil amilum dapat dicerna. Hal ini menjadi alasan mengapa makanan
apabila dikunyah lebih lama akan memberi kesempatan lebih banyak untuk
pemecahan karbohidrat yang berantai panjang. Adanya proses mekanik, makanan
ditelan melalui kerongkongan dan selanjutnya akan memasuki lambung.
à Pencernaan dalam lambung
Proses
pemecahan amilum diteruskan di dalam lambung, selama makanan belum bereaksi
dengan asam lambung.
à Pencernaan dalam usus
Maltosa,
sukrosa dan laktosa yang berasal dari makanan ataupun hasil dari pemecahan
karbohidrat kompleks akan diubah menjadi monosakarida dengan bantuan
enzim-enzim yang terdapat pada usus halus.
à Penyerapan
Semua
jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida. Proses penyerapan ini
terjadi di dalma usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan
jalan transfer aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Berdasarkan
urutannya, yang paling cepat diserap adalah galaktosa, glukosa dan yang
terakhir adalah fruktosa.
à Metabolisme
Setelah
melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui vena portae.
Tidak semua karbohidrat diubah menjadi energi, sebagian karbohidrat ini akan
diikat di dalam hati dan disimpan sebagai glikogen. Sehingga kadar gula darah
dapat dipertahankan dalam batas-batas normal (80-120 mg%).
Apabila
jumlah karbohidrat yang dikonsumsi melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besarnya
akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen.
Kapasitas pembentukan glikogen memiliki batas maksimumnya, yaitu 350 mg.
Apabila penimbunan dalam bentuk glikogen telah mencapai batasnya, maka
karbohidrat yang berlebih akan menjadi lemak dan disimpan di jaringan lemak.
Bila tubuh memerlukan kembali energi tersebut, maka simpanan glikogen akan
dipergunakan terlebih dahulu, simpanan enrgi dalam bentuk lemak jauh melebihi
jumlah simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel
tubuh yang sangat aktif dan memerlukan bannyak energi, menddapatkan energi dari
hasil pebakaran glukosa yang diambil dari aliran darah. Kadar gula darah akan
diisi kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalma hati. Apabila kebutuhan
energi lebih banyak lagi, maka timbunan lemak dari jaringan lemak mulai
dipergunakan. Dalam jaringan lemak diubah ke dalam zat antara yag dialirkan ke
hati. Zat antara diubah menjadi glikogen, mengisi kembali cadangan glikogen
yang telah dipergunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Peristiwa oksidasi
glukosa di dalam jaringan-jaringan terjadi secara bertahap dan pada tahap
itulah energi dilepaskan sedikit- demi sedikit, untuk penggunaan selanjutnya
(Irawan, 2007).
Melalui
rentetan proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah menjadi asam pyruvat, yang
merupakan zat antara yang sangat penting dalam metabolism karbohidrat. Asam
pyruvat kemudian dapat diolah lebih lanjut dalam suatu proses pada “lingkaran
Krebs”. Dalam proses siklis ini dihasilkan
dan , dan terlepas energinya
dalam bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga kimia yang besar yaitu ATP
(Adenosin Triphosphate).
Komentar
Posting Komentar