Bagaimana Karbohidrat dicerna di dalam Tubuh...?


sumber: dokumentasi pribadi


            Pencernaan karbohidrat dimulai dari makanan masuk ke dalam mulut. Makanan dikunyah agar dipecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga jumlah permukaan makanan lebih luas kontak dengan enzim-enzim peencernaan di dalam mulut. Makanan bercampur dengan air ludah di mulut yang berguna untuk melicinkan makanan agar mudah ditelan. Air ludah mengandung enzim amilase (ptyalin yang bekerja untuk memecah karbohidrat rantai panjang menjadi molekul yang lebih sederhana lagi). Di dalam mulut, hanya sebagian kecil amilum dapat dicerna. Hal ini menjadi alasan mengapa makanan apabila dikunyah lebih lama akan memberi kesempatan lebih banyak untuk pemecahan karbohidrat yang berantai panjang. Adanya proses mekanik, makanan ditelan melalui kerongkongan dan selanjutnya akan memasuki lambung.
à Pencernaan dalam lambung
            Proses pemecahan amilum diteruskan di dalam lambung, selama makanan belum bereaksi dengan asam lambung.
à Pencernaan dalam usus
            Maltosa, sukrosa dan laktosa yang berasal dari makanan ataupun hasil dari pemecahan karbohidrat kompleks akan diubah menjadi monosakarida dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat pada usus halus.
à Penyerapan
            Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida. Proses penyerapan ini terjadi di dalma usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transfer aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Berdasarkan urutannya, yang paling cepat diserap adalah galaktosa, glukosa dan yang terakhir adalah fruktosa.
à Metabolisme
            Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui vena portae. Tidak semua karbohidrat diubah menjadi energi, sebagian karbohidrat ini akan diikat di dalam hati dan disimpan sebagai glikogen. Sehingga kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas normal (80-120 mg%).
            Apabila jumlah karbohidrat yang dikonsumsi melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besarnya akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen memiliki batas maksimumnya, yaitu 350 mg. Apabila penimbunan dalam bentuk glikogen telah mencapai batasnya, maka karbohidrat yang berlebih akan menjadi lemak dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali energi tersebut, maka simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, simpanan enrgi dalam bentuk lemak jauh melebihi jumlah simpanan dalam bentuk glikogen.
            Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan bannyak energi, menddapatkan energi dari hasil pebakaran glukosa yang diambil dari aliran darah. Kadar gula darah akan diisi kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalma hati. Apabila kebutuhan energi lebih banyak lagi, maka timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak diubah ke dalam zat antara yag dialirkan ke hati. Zat antara diubah menjadi glikogen, mengisi kembali cadangan glikogen yang telah dipergunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Peristiwa oksidasi glukosa di dalam jaringan-jaringan terjadi secara bertahap dan pada tahap itulah energi dilepaskan sedikit- demi sedikit, untuk penggunaan selanjutnya (Irawan, 2007).
            Melalui rentetan proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah menjadi asam pyruvat, yang merupakan zat antara yang sangat penting dalam metabolism karbohidrat. Asam pyruvat kemudian dapat diolah lebih lanjut dalam suatu proses pada “lingkaran Krebs”.  Dalam proses siklis ini dihasilkan  dan , dan terlepas energinya dalam bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga kimia yang besar yaitu ATP (Adenosin Triphosphate). 

      

Komentar