Warna-warni sang Penakluk Hati

Apa bedanya warna dengan pigmen?
Kapan kalian bilang itu warna dan kapan bilang itu pigmen?
     Warna merupakan sifat optic, sedangkan pigmen merupakan senyawa yang menimbulkan warna. Jangan sampai teman-teman salah paham ya, karena banyak orang yang bilang warna adalah pigmen dan ipgmen itu merupakan warna. Timbulnya warna disebabkan karena adanya gabungan dari adanya proses penyerapan dan pemantulan. Contoh untuk klorofil yang menyerap semua warna, namun yang dipantulkan adalah gabungan warna dari kuning dan biru. Lalu mengapa pigmen dapat menyerap dan memantulkan warna? Karena gugus struktur dari pigmen tersebut adalah gugus aromatic. Jadi apabila kalian memiliki suatu bahan yang bersifat aromatis maka ia dapat memantulkan warna.
     Lalu mengapa sih warna itu penting dibahas dalam pangan? Biasanya kalau kita membeli sesuatu pasti akan melihat penampakannya dulu kan? Iya terutama warnaya, apakah  kalian akan membeli apabila warna dari makanan tersebut kusam? Atau kalau warnanya sangat cerah apa kalian langsung membelinya? Tentunya kalian akan berfikir dua kali untuk mengambil keutusan tersebut. Itulah dia makanya mengapa warna penting untuk kita ketahui keberadaannya di dalam bahan pangan yang kita konsumsi. Selain itu bagi produsen juga penting, karena dnegan penampakan warna akan mempengaruhi perilaku konsumen terhadap produk yang dihaislkan. Warna dapat memberi judgtment dari konsumen terhadap produk, baik nutrisi ataupun rasa yang dihasilkan oleh produk tersebut.  Misalkan untuk produk yang warna nya orange semakin itnggi vit C, maka kita juga pasti akna berfikir bahwa rasanya jeruk atau manga yang berasa manis dan ataupun asam. Ya benar, masing-maisng konsumen pasti akan menebak-nebak dari warna yang ditampilkan apabila tidak diberi keterangan, itulah dia makanya warna dapat menentukan judgment dari konsumen sehingga menentukan keputusan konsumen untuk suka produk tersebut atau bahkan tidak karena tidak sesuai dnegan apa yang diinterpertasikan. Contohnya sirup A yang berwarna merah namun berasa pandan, pastinya kita sebagai kkonsumen bingung mengapa warna nya tidak sesuai dengan rasanya, biasanya untuk rasa pandan warna yang dihasilkan harusnya hijau bukan merah. Produsen siru A ini sbeenarnya menggambling konsumen dengan menawarkan iovasinya yang anti menstreim kalau kata gaul jaman sekarang, ya mereka ingin beda dari yang lainnya dengan melawan presepsi konsumen secara umum. Konskuensinya ada dua, yakni bisa saja konsumen tertarik dnegan keunikannya atau bahkan sebaliknya yaitu merasa aneh dan mengerikan.
     Sumber warna pada bahan pangan yakni natural pigmen dan pewarna sintetik. Sejak jaman dahulu nenek moyang kita telah menggunakan zat warna alami (pigmen) sebagai bahan pewarna bahan makanan. Namun sejak ditemukannya zat pewarna sintetik penggunaannya semakin menurun. Industri pangan akan cendrung meggunakan pewarna sitetik karna lebih murah dan lebih mudah ditemukan. Lain halnya dengan pewarna alami, sulit diperoleh karena prosesnya yang ckup panjang kemudian mudah rusak dengan terkenanya suhu yang tinggi. Namun perlu diperhatikan, bahwa banyaknya industri menyalah gunakan kecanggihan teknologi yang ada. Banyak industri makanan baik yang kecil hingga insustri besar, lama tertangkap oleh pihak berwajib akan kecurangnnya untuk menyaah gunakan pewarna sintetik yang terlarang untuk makanan. Kebanyakan industri menggunakan jalan yang slaah ini demi memperoleh profit yang snagat banyak, tanpa memikirkan bagaimana resiko nya pada konsumen. Resiko berbahaya untuk konsumen yang dimaksud disini adalah apabila suatu badan usaha menggunakan bahan tambahan pewarna pada produk makanan dengan jumlah yang berlebih dari peraturan yang telah dianjurkan dan apabila suatu produsen mencampurkan atau menambahkan pewarna yang tidak diizinkan untuk ditmabahkan pada makanan.
     Pada peraturan Kepala BPOM RI No.37 tahun 2013 tetang batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pewarna, pada pasal 3 dan bab 3 dijabarkan berbagai jenis pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk ditambahkan pada produk pangan. Kemudian terlampir juga batas maksimum penggunaan berbagai jenis pewarna yang diizinkan untuk produk pangan. Lalu apakah bermasalah apabila makanan atauppun minuman yang kita konsumsi mengandung zat pewarna yang berlebih dari batas yang telah ditetapkan pada peraturan?
Tentu snagat berbahaya, walaupun efeknya tidak langsung terasa di tubuh.
Teman-teman bisa chek artikel selanjutnya utnuk mengetahui bahaya pewarna yang berebih pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari. 


Komentar