Restaurant menu design and more responsible consumer food choice: an exploratory of managerial perception

DESAIN MENU RESTORAN DAN PILIHAN MAKANAN KONSUMEN YANG LEBIH BERTANGGUNG JAWAB : STUDI EKSPLORASI TENTANG PERSEPSI MANAJERIAL



Gambar 1. Faktor penentu konsumen dalam memilih tempat makan


                Ketika kalian bosan untuk makan dirumah, kalian memili tempat makan dimana? Lalu kira-kira kalian akan memilih berdasarkan keritria utama apa? Mayoritas orang berpendapat bahwa restauran yang modern dipengaruhi oleh bebera atribut utama, yaitu kualitas  makanan yang disajikan,pelayanan yang diberikan dan harga. Berdasarkan penelitian yang mewawancarai manajer pada bebeapa restaurant, bahwa factor penentu konsumen dalam memilih tempa makan yang tepat, yani sebagai berikut:


Gambar 2. Hasil riset berdasarkan presesi manajerial restaurant

Sesuia dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Iglesias dan Gui lien 2004, Yim, dkk 2014), bahwa faktor harga tidak terlalu berpengaruh besar dalam pnentuan konsumen. Hal ini berdasarkan pengalaman dari beberpaa pelanggan, bahwa apabila konsumen telah memperoleh kualias makanan yang cocok, maka pelanggan atau konsumen tersebut tidak akan ragu dengan masalah harga, karena mereka telah merasa puas dnegan apa yang disajikan. Selain itu diaku oleh para manajer bahwa “kualitas makanan” cakupannya luas dan intersepsi antar konsumenbervariasi antara satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan kualitas pelayanan suatu tempat makan juga mengambil andil dalam konsumen utnuk menentukan tempat makan yang akan mereka pilih.
Selain itu, jenis infomasi yang disampaikan pada menu restaurant pun juga menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih tempat makan nya. Pada hakikatnya “pengalaman ekonomi” telah mengubah kebutuhan informasi pellangga restoran modern dalam membantu penambilan keputusan mereka, makana apa yang dipesan. Konsumen akan semakin rela dan inin untuk mengetahui lebih banyak tentang masyarakat dan keterlibatan ata pengaruhnya makanan yang mereka pilih terhadap berbagai aspek. Beberapa konsumen ingin mengetahui hal-hal ini sehingga keinginan mereka untuk disajikannya informasi-informasi  tersebut cukup berpengaruh dalam pemilihan mereka akan tempat makan. Penyediaan informasi yang komperhsif mengenai makanan yang disajikan, tida anya membuat konsumen tertark namun kemungkinan juga konsumen akan merasa lebih bertanggung jawab degan pilihan mereka. Semakin banyak nya informasis yang kalian berikan, maka akan semakin membuat konsumen merasa peduli dengan kesehatan dan lngkungan meeka, terutama informasi gizi akan lebih membuat mereka lebih tertarik. Berikut tipe makanan yang berhubungan dengan informasi berdasarkan penelitian yang dilakukan,


Gambar 3. Tipe informasi yang berhubungan dengan makanan yang disajikan


Dari bagan tersebut dapat dllihat bahwa persenan terbesar konsumen lebih memilih sumber makanan, kemudian kandungan gizi dan jumlah kalori dari daftar informasi yang disajikanpaa suatu rsturant. Namun untuk informasi yang cukup lengkap, apakah akan memakan tempat dalam daftar menu tersebut? Apakah akan memudahkan para konsumen untuk mengetahui segala hal? Atau hanya sekedar nformasi yang pening saja disajikan? Karena seperti kita ketahui, bahwa apabila kita akan menampilkan semua jumlah kalori dan andungan gizi dari setiap makanan, tentu akan berbeda dnegan porsi masing-masing konsumen. Itulah salah satu hambatannya, nilai dan nutrisi akan menjadi sulit dan mahal bagi restaurant dengan skala kecil maupun menengah. Selain itu, berhubungan juga dnegan sumber daya internal setap restaurant, seperti kurangnya keahlian, tenaga kerja, dan waktu yang ibutuhkan.
Kesulitan restaurant juga dalam memilih pemasok yang terkait dengan ukuran atau jenis usaha restorn itu sendiri. Bagi perusahaan makanan yang berskala kecil memillk ranta pemasok yang lebih pendek sehingga lebih mudah dalam mengelola dan mendaatkan nformasi yang lebih akurat menenai berbagai kualitas bahan makanan. Sementara bagi perusahaan makanan yang bersala besar memiiki banyak rantai pemasok yang luas sehingga menjad tantnagan tersendiri dalam pengelolaan dan pencarian informasi mengenai bahan makanan.
penelitian ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai peran makanan terkait informasi seperti disajikannya pada menu restoran ‘etnik’ dan perwakilan dari berbagai latar belakang budaya. Pengunjung restoran ‘etnik’ mungkin makan dengan murni karena daya tarik ‘etnik’ yang dimiliki restoran, dan karena itu pertimbangan lingkungan dan masyarakat mungkin belum tentu menentukan pilihan makanan mereka. Demikian juga, ada bukti anekdota (cara pengumpulan data) yang menunjukkan bahwa budaya Asia tertentu kurang memperhatikan atribut gizi dan kalori makanan mereka saat di luar sekaligus menilai kualitas makanan lainnya, seperti keaslian nya. Hal ini menggaris bawahi pentingnya untuk mengeksplorasi topik ini dengan lebih rinci.  










Komentar