sumber: www.google.co.id
Seperti pada postingan sebelumnya mengenai junk food, saya sudah mengaakan bahwa akan ada postingan mengenai pola diet yang diungkapkan dari beberapa ahli. Postingan kali ini adalah rangkuman dari video yang temen-temen juga dapat saksikan dan jelasnya pada link di bawah ini: https://www.youtube.com/watch?v=6hJNayG6dxk
Seperti
kita ketahui bahwa supermarket telah banyak dipenuhi dengan begitu banyak nya
plihan makanan dan minuman. Namun kebanyakan juga dari kita kekurangan
informasi mengenai gizi dan bahkan salah informasi dari bebepa produk. Hal ini
tentu dipengaruhi oleh gencarnya promosi melalui iklan, baik iklan yang secara
langsung maupun tidak. Janji-janji palsu dari banyak produsen dan kemasan yang
didesain semenarik mungkin tentu akan memanjakan kita untuk mengonsumsi terus
menerus yang tanpa sadar mempertaruhkan kesejahteraan kita. Lantas apa yang
harus kita lakukan untuk mengetahui apakah makanan dan minuman yang kita pilih
itu terbaik untuk kesehatan tubuh kita? Ada beberapa pendapat untuk mencapai
tujuan kesehatan, kita harus melakukan diet. Lalu diet apa yang terbaik bagi
manusia? Diet terbaik untuk manusia adalah diet rendah lemak, tinggi serat atau
diet tumbuhan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan
kacang-kacangan. Memang itu merupkan
diet yang terbaik untuk kita, namun apakah realita nya seperti itu? Sangat sulit
untuk mengatakan iya. Joe Cross beropini bahwa kita hidup di zaman yang
ekstrim, dimana 27% dari populasi meninggal karena penyakit kardiovaskular, 25%
karena kanker, 10% ACV, 4-5% karena diabetes dan jumlah yang sama pada penderita Alzheimer. Tentu
ini merupakan dampak dari gaya hidup sesorang maupun suatu populasi. Menurut
seorang tokoh TV dan pakar eko lifestyle,
Ashlee Piper mengatakan bahwa terdapat banyak teori mengenai diet dan ada
beberapa fakta yang tak terbantahkan. Diet yang kaya akan makanan nabati, ini adalah
cara yang baik untuk memperoleh kesehatan tubuh. Saat ini, di Amerika Tengah
dan di dunia pun sebenarnya sudah banyak masyarakat yang ekonominya tinggi, bahakan
mengganti posisi pati dengan daging dan susu. Dalam sejarah, orang-orang kaya,
loyaliti, firaun, ratu dan raja, para pendeta. Mereka mampu untuk membeli dagng
dan memakannya, namun kebnyakan dari mereka meiliki penyakit arteri, obesitas,
dan mereka sakit-sakitan.
Mungkin
akan keluar pertanyaan apabila kita melakukan rutin diet nabati, lalu dari mana
kita memperoleh protein jika kita tidak mengonsumsi cukup pangan hewani? Dr.
Mchael Greger menyatakan bahwa untuk merancnag diet tidak mungkin mengarah
kepada kekurangan protein saat diterapkannya varietas dari makanan nabati. Hasil
jumlah persentase protein apabila dikalkulasikan ke dalam jumlah kalori dapat
dikatakan cukup rendah, yaitu 25 atau 35 kalori. Apabila kita memakan makanan
yang paling rendah protein dari dunia tumbuhan, seperti beras sebesar 8% atau
9% protein maka sebenarnya kita tidak akan mengalami kekurangan protein. Bahan
dikatakan kembali oleh Dr. Pamela bahwa jumlah protein pada makanan yang
berasal dari hewani bermasalah pada tubuh manusia. Hal ini juga berdasarkan
servei beberapa kebiasaan konsumen, seperti pada daerah pedesaan yang ada di
China dan Jepang. Dimana populasi yang bertempat di daerah pedesaan tentu akan sangat
jarang mengonsumsi produk hewani karena bermasalah pada tingkat ekonomi nya,
apabila memakan daging pun sangatlah minim. Namun sebenarnya ini menyelamatkan
kesehatan keluarga nya, mengapa? Dilihat dari tingkat konsumsi para konsumen
yang tinggal di daerah perkotaan atau memiliki tingkat ekonomi yang cukup
tinggi, memilih untuk mengonsumsi daging yang lebih banyak posrsinya
dibandingkan dengan sayuran dan nasi yang mengandung tinggi karbohidrat.
Mungkin mereka berfikir akan lebih baik diet karbo dan salah satunya adalah
nasi, sehingga mendapatkan asupan protein dari makanan hewani. Hal ini
sebenarnya akan merusak ginjal, merusak hati, dan mampu meningkatkan resiko
kanker yang terlihat dari persebaran geografis yang ada.
Hillary
Biscay mengatakn bahwa sebelum membuat perubahan pola makan ini, strategi gizi
harian untuk mengetahuin berapa gram
protein yang ia dapat konsumsi. Hanya karena sesuatu yang memiliki begitu banyak
protein, tidak berarti tubuh kita dapat memproses semua. Ia tidak menghitung
jumlah kalori yang diperoleh, melainkan mencoba untuk memperoleh banyak protein
dalam seharinya. Hanya karena sesautu bahan makanan yang banyak mengandung
protein belum tentu semuanya dapat diproses dalam tubuh. Dijelaskan oleh Dr.
T.Colin bahwa, proten mampu meningkatkan tekanan darah, kadar kolestrol yang
kebanyakan orang tidak mendengarkannya. Sebenarnya ide ini telah berusia 10
tahun dan diulang beberpa kali, namun tetap selalu diabaikan. Protein hewani
menyebabkan penyakit jantung, meningkatkan produksi radikal bebas, yang merupkn
molekul yang sangat reaktif yang merangsang penuan, mendorong terbentuknya
kanker hingga mampu meransang produksi hormon yang tidak diinginkan dan
cendrung mengakibatkan kanker payudara. Perubahan mikroflora usus ketika kita
mengonsumsi banyak protein, ia akan melakukan semua hal. Sebanyak 92% orang
Amerika tidak mengonsumsi jumlah harian minimum, dan 98% tidak mengonsumsi jumlah
harian minimum kalium. Nutrisi yang harus dan dibutuhkan oleh tubuh dapat ditemukan
pada makanan yang berasal dari nabati, seperti buah-buahan, sayuran dan legum.
Namun ketika mereka mengnsumsi banyak lahan makanan dari hewani, maka yang
mereka peroleh adalah kelebihan kalori, natrium, kolestrol, lemak jenuh seperti
yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya pada blog ini, yaitu bahaya junk
food yang kebanyakn berbahan dasar pangan hewani.
Komentar
Posting Komentar