sumber: google.co.id
Back lagi guys dengan postingan pengalaman pengusaha Indonesia. Sebelumnya saya telah memposting singkat cerita sejarah jatuh bangunnya kak Danu pemilik RANDOL, nah sekarang saya bakal sharing tentan pengalamannya kak Hendy Setiono pemilik usaha KEBAB BABA RAFI, yeay pasti kaian sudah tidak asing lagi dong. Kenapa sih sekarang saya mencari pengalaman dan contoh para pengusaha muda? Kalau menurut saya sih, dengan kita mengetahui tips, pengalaman dan perjalanan mereka. Kita tentu akan pelajari dari semua sisi nya, nah itu dia yang menjadi bekal kit akedepannya jika serius untuk lanjut ke ranah bisnis yang lebih serius. Yuk langsung baca dan pantengin ya kisahnya.
Hendy Setiono merupakan salah satu
dari 10 tokoh muda yang mampu memotivsi Indonesia. Kenapa tidak? Sosok
sederhana yang masih terbilang sangat muda (26) telah memperoleh omset ratusan
miliar. Ia adalah presiden direktur Kebab Turki Baba Rafi yang telah memiliki
ratusan outlet di berbagai kota Indonesia dan puluhan outlet di dua negara yakni Malaysia dan Filiphina.
Hendy Setiono memiliki sosok yang
pemberani dan pantang menyerah dalam menghadapi masalah, ia tidak memperoleh
semuanya dengan mudah seperti apa yang terdengar. Hendy telah merasakan hal
yang tersulit hingga jatuh bangun untuk memperoleh kesuksesannya.
Berawal dari Henndy pergi
ke negara Qatar untuk menjenguk kedua orag tuanya yang bekerja di sana. Ia
penasaran dengan kebab yang sangat tersebar di negara tersebut, hingga akhirnya
ia membeli dan mencicipinya. Ia merasakan rasa yang sangat enak dan ia sangat
menyukainya hingga membuat Hendy ketagihan. Berawal dari rasa yang sangat ia
sukai, Hendy berfikir untuk membuka usaha kebab di Indonesia yang sangat jarang
bahkan belum ada terjual disana. Selama ia di Qatar, Hendy menyicipi setiap
kebab yang ia lihat ramai dengan pelanggan untuk mendapatkan resep yang cocok.
Sepulangnya di Indonesia, Hendy
langsung mencari partner untuk menjalankan usahanya, dan ia memilih salah satu
temannya yang menyukai tentang kuliner. Mereka pun langsung melakuakn trial and
error untuk mendapatkan rasa yang cocok pada konsumen, dan tidak membutuhkan
waktu yang lama hanya sekitar 4 bulan mereka telah menemukan rasa dan ukuran
yang cocok untuk konsumen. Kemudian Hendy mulai berjualan
dengan grobak putih polosnya yang bertulisan ‘’KEBAB’’, banyak orang bingung
melihat produknya, karena tidak banyak orang yang mengetahui apa itu kebab,
selain itu tampilan grobak yang sama seperti penjual martabak lainnya membuat
banyak orang tidak tertarik untuk datang. Belum lama berjualan partner Hendy
mencuri hasil jualannya dan kabur begitu saja, kemudia Hendy mencari kariawan
untuk menemaninnya berjualan, namun tidak banyak kariawan yang bertahan lama,
dan akhirnya ia menjalankan grobaknya berdua bersama sang istri. Pada saat
hujan deras mereka masih tetap berjualan, namun tak banyak yang membeli
kebabnya dan hasil jualannya pada saat itu sangatlah sedikit, bahkan tak cukup
untuk dibawa ke rumah makan seafood. Memang
sangat pahit terdengar, bahkan Hendy pun tidak pernah melupakannya hingga saat
ini. Namun, kejadian itu membuat Hendy bangkit dan optimis, ia tidak ingin
usahanya berjalan setegah setengah, hingga ia memutuskan untuk berhenti kuliah.
Kedua orang tuanya tidak menyetujui keputusan itu hingga tidak ingin
meminjamkan modal kepada anak sulungnya tersebut, karena mereka berfikir bahwa
usaha yang dikerjakan hanyalah iseng, dan Hendy pun tetap yakin untuk fokus
pada usahanya dan meninggalkan kuliahnya, di hati kecilnya ia berjanji akan
membuktikan kepada ayah dan ibunya bahwa ia bisa sukses.
Hendy memang bukan keturunan
pengusaha dan bahkan sangat tidak mahir dalam kuliner, namun ia mendapatkan ide
dari peluang yang ia lihat. Optimismenya lah yang membawanya ia bisa melewati
semua tantangan yang ia hadapi. Untuk memulai usahanya lagi, Hendy
meminjam modal kepada adik perempuannya sebesar Rp 4.000.000 . Ia berfikir
bahwa untuk menarik para pelaggan ada triknya, sehingga ia memodifikasi grobak
jalannya dan mengganti brand kebabnya. Ia berfikir bahwa kebab yang paling enak
adalah kebab turki, dan ia menggunakan nama itu untuk meembuat pelanggan
tertarik dan penasaran, kemudia ia terfikir dengan nama anak pertamanya yaitu
Rafi Darmawan dan baba artinya bapak, jadi nama brand yang digunakan adalah
Kebab Turki Baba Rafi, yang artinya kebab turki bapaknya rafi.
Janji di hati kecilnya pun dapat
dibuktikan tidak lama dari ia menekuni usahanya tersebut, yakni hanya
membutuhkan 3-4 tahun ia telah memiliki ratusan outlet di seluruh Indonesia
hingga di luar Indonesia, dan membuatnya banyak memperoleh penghargaan dari
dalam negeri mapupun luar negeri.
Komentar
Posting Komentar