Undang-Undang Perlindungan Konsumen: Ada apa dengan SUSU KENTAL MANIS?

sumber: google.co.id

Hello guys, kali ini kalian pada kepo gak sih kenapa Susu Kental Manis (SKM) sekarnag ini lagi viral hingga BPOM merilis surat edaran? Apakah kasus nya sama dengan kasus sarden dan sosis yang ditemukan cacing didalamnya? Tidak. Jadi apa sih masalahnya? Yuks simak ya guys,
Jadi kemarin saya menemukan berita yang ditayangkan oleh Fokus Indosiar pada tanggal 1 Februari 2018. Kasus gizi buruk akibat pemberian susu kental manis kembali terjadi. Kali ini korbannya seorang bayi laki-laki berusia 4 bulan, warga Kendari, Sulawesi Tenggara. Tubuh mungil Muhammad muharam hanya terbaring lesu dnegan badan pucat di Rumah Sakit Bahtera Mas, bahkan kulitnya pun terlihat seperti melepuh. Ibu anak yang malang ini selalu memberikan susu kental manis karena tak sanggup beli susu bayi yang harganya sangat mahal. Hal ini dikarenakan penghasilan sang suami yang bekerja sebagai pemulung membuat keluarganya harus berhemat. Ternyata kejadian ini tidak baru saja terjadi, sebelumnya pada rumah sakit yang sama, kasus gizi buruk akibat pemberian susu kental manis juga menimpa dua bayi (Muhammad Adam Syahputra yang berusia 7 bulan dan Arisandi yang berusia 10 bulan).
Direktur Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan Doddy Izwardi menegaskan bahwa produk kental manis bukan merupakan produk susu yang dapat dikonsumsi untuk menambah asupan gizi. Doddy Izwardi menegaskan bahwa produk kental manis ini tidak diperuntukan unutk balita, namun sayangnya perkembangan di masyarakat dianggap sebagai susu untuk pertumbuhan. Kadar gulanya sangat tinggi, sehingga tidak diperuntukkan untuk itu. Beliau pun mnegatakan Kementrian kesehatan juga telah meminta kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan selaku pengawas izin edar agar lebih memperhatikan produk Kental Manis agar tidak dikategorikan sebagai produk susu bernutrisi untuk menambah asupan gizi. Doddy pun menegaskan agar industry tetap memperhatikan komposisi produknya tanpa menghilangkan ide dalam mengembangkan produk.
Memang apa sih dampaknya kok bisa berbahaya? Mungkin ini yang teman-teman pertanyakan. Jadi guys, susu kental manis dapat berpotensi membawa dampak tidak baik bagi kesehatan anak. Dokter spesialis gizi RS Medistra dr Cindiawaty Josito MARS,MS,SpGK mengatakan konsumsi susu kental manis secara berlebihan dapat mengalami kegemukan. Eits, ini kegemukan bukan kegemukan yang baik untuk anak ya guys, ini kegemukan yang tidak diinginkan guys, karena merupakan salah satu dampak obesitas yang sinkron dengan kandungan gula yang tinggi dapat memicu diabetes. Bila makanan atau minuman yang dikonsumsi cendrung tinggi kandungan gulanya, maka resiko kegemukan akan terjadi meningkat saat total asupannya berlebihan. Cindiawaty menjelaskan bahwa kandungan kalori dan gula yang tinggi dalam susu kental manis, sementara kandungan kalsium dan protein yang sangat dibutuhkan pada anak balita malah sangat rendah.
Apa aja sih guys kanudngan di dalam susu kental manis tersebut? Kandungan susu kental manis, yang takarannya 4 sendok untuk diseduh dalam 1 gelas hanya mengandung, 130 kalori, 3.5 g lemak, 3 g protein, 21 g protein, 21 g gula, 15% kalsium serta vitamin dan mineral. Sedangkan , kandungan susu lain dalam satu gelas hanya mengandung 130 kalori, 2.5 g lemak, 8 g protein, 10 g gula dan 40% kalsium. Dari data tersebut temen-temen bisa bedakan kan bahwa di dalam susu kental manis jauh lebih banyak gulanya, sedangkan protein yang terkandung hanyalah sedikit. Selain itu, jumlah kalsium pada susu kental manis hanya memenuhi 15% kebutuhan akan kalsium pada anak-anak. Nah jadi, dari sini pun tentu teman-teman dapat menilai, bahwa susu kental manis ini tidak lazim untuk dikonsumsi oleh balita yang semestinya membutuhkan banyak nutrisi.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang bernama Tulus Abadi, menyampaikan bahwa label Susu Kental Manis (SKM) harus berisi informasi mengenai persentase kandungan gula, yang dilkaukan agar dapat menghindari penyesatan konsumen yang ingin membeli produk SKM. Bahkan ungkapnya, bahwa sebenarnya produsen SKM yang ada dipasaran sebenarnya telah menyesatkan konsumen dengan mencantumkan kata kunci sebagai susu, yang sebenarnya kandungannya hanya gula. Tulus mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memperbaiki terminology SKM. Ungkapnya, agar istilah SKM sendiri dapat digunakan bila memang isi kemasan mayoritas adalah susu dan bukan gula. Pada kemasannya pun tidak dicantumkan berapa persen gulanya, dan ternyata kalau diteliti bahwa terkandung sebanyak 70% gula pada SKM. Menurut Tulus bahwa ini merupakan penipuan terhadap konsumen. Tulus pun menegaskan bahwa pada dasarnya makanan yang tinggi gula tidak sehat, terutama untuk anak-anak. Mungkin ini sangat terkait juga pada peraturan label dan kemasan yang udah saya posting pada postingan sebelumnya guys, bisa dichek ya.
Jadi begitulah guys informasi yang sedikit saya ringkas dari beberapa refrensi berita yang beredar pada saat ini. Next postingan saya bakal coba kupas terkait UU nya ya guys. Semoga bermanfaat :)


Komentar