sumber: britagar.id
Kita
semua tau lah ya kalau makanan sangat penting buat kita semua dan tentu menjadi
kebutuhan utama kita guys. Tidak hanya itu, tentunya makanan harus selalu
tersedia dalam jumlah yang cukup, dan juga mutu nya harus selalu
diperhatikan. Biasanya nih banyak bahan pangan yang mudah rusak, baik yang
disebabkan oleh pengaruh cuaca, proses pengolahan, lama penyimpanan dan
serangan-serangan mikroba terutama yang dapat memproduksi toksin yang
mematikan. Nah tentunya kita bakal hindari dong semua masalah itu? Lalu
bagaimana caranya guys? Mungkin kita butuh suatu teknologi tepat guna yang data
mencegah kerusakan berlanjut. Kalau tidak ada maka apa yang harus kita lakukan?
PENGAWETAN…? Apakah pengawetan itu aman?
Jadi
apa sih itu pengawetan, pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk
membuat makanan memiliki umur simpan yang lebih lama dan mampu mempertahankan
sifat-sifat fisik dan kimia makanan yang diawetkan. Sebenarnya untuk pengawetan
sendiri tidak terlalu bahaya jika perlakuannya benar guys, misalkan pengawetan
dengan biologis seperti fermentasi itu sangat bagus guys, bahkan dengan
perlakuan fermentasi dapat memperbaiki gizi dari makanannya guys. Nah selain
gizi, rasa dan mutu nya lebih baik, fermentasi juga sangat mempengaruhi umur
simpan makanan atua minuman kita guys, nah jadi kan ini salah satu proses
pengawetan yang baik. Kalau asinan dan manisan bagaimana? Hmmmm, sebenarnya
kalau menurut saya ini kurang baik, kenapa??? Ya, karena kalau menurut saya
dengan menambahkan garam yang sangat banyak pada makanan tersebut memang dapat
membuat bakteri dehidrasi sehingga akan sulit tumbuh, namun jika makanan itu
kita makan maka kadar garam yang kita konsumsi semakin meningkat dong, khawatirnya
dapat memicu kolestrol guys. Kemudian manisan, dimana produk ditambahkan banyak
gula yang dimana glukosa akan mengkita banyak air pada bahan (membentuk ikatan
glikosidik antara glukosa dan air), prinsipnya sama seperti garam yang membuat
bakteri dehidrasi. Tapi ya sama aja guys, kadar gula yang terlalu tinggi
tersebut akan kalian konsumsi. lLau dampaknya apa? Ya kadar gula yang kalian
konsumsi sangat tinggi juga dong, lalu kalau tinggi kenapa? Seperti pada
penjelasan kasus susu kental manis, dengan
kandungan gula yang tinggi dapat menyebabkan diabetes. Lalu apa yang harus kita
lakukan?
Prinsip
pengawet makanan adalah untuk mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial,
mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisisu) bahan pangan,
dan mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan
hama. Selain itu, pengawetan juga bertujuan untuk menjaga maknaan agar tetap
dapat mempertahankan seluruh kualitas termasuk penampakan tekstur, aroma, rasa
dan nilai gizinya. Adapun beberapa pengawetan makanan guys yang belum
disebutkan seperti diatas, seperti pengawetan jangka pendek dapat dilakukan
dengan beberapa cara mislakan penanganan aseptis, penggunanan suhu rendah
(<20°C),
mengeluarkan sebagian air dari bahan, perlakuan panas, mengurangi keberadaan
udara, penggunaan pengawet dalam konsentrasi rendah, radiasi dan kombinasi.
Sedangkan untuk pengawetan jangka panjangnya dapat dilakukan dengan pemanasan
yang lebih tinggi (>100°C), penggunaan pengawet kimia,
pengeringan, pengeluaran udara (vakum), pembekuan dan kombinasi proses. Selain
itu, adapaun bahan sintetis yang dimanfaatkan sebagai pengawet, yakni pengawet
yang berasal dari bahan kimia dengan takar sajian sesuai aturan pemakaian.
Lalu bagaimana
dengan formalin dan boraks? Kedua bahan tersebut sebenarnya bukan termasuk BTP
yang digunakan untuk mengawetkan makanan. Formalin biasanya digunakan sebagai
pembersih dan digunakan juga pada industry kayu. Sedangkan boraks digunakan
pada kerajinan keramik. Pemerintah pun sebenarnya telah melarang penggunaan
formalin dan boraks pada makanan. Penggunaan pengawet yang diperbolehkan telah
diatur oleh pemerintah melalui peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2012
tentang Bahan Tambahan Pangan dan Peraturan kepada BPOM RI No. 36 Tahun 2013
tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. jenis BTP
Pengawet yang diperbolehkan digunakan dalam pangan terdiri dari, asam benzoat,
asam sorbat, sulfit, nitrit, nisin, dll. BTP Pengawet dapat digunakan secara
tunggal atau campuran, dan batas penggunaannya pun telah ditetapkan pada
peraturan ini.
Sangat
disayangkan, bahwa produsen makanan dan minuman di Indonesia masih sulit untuk
diawasi dan tidak sedikit dari mereka yang menggunakan bahan terlarang demi
untung yang sangat besar, contohnya adalah formalin. Tukah kalian bahwa
formalin yang terminum minimal 30 ml (sekitar 2 sendok makan) dapat menyebabkan
kematian. Dinas kesehatan daerah
Yogyakarta menyampaikan bahwa pada beberapa dosis dan seberapa lama terpapar,
formalin dalam tubuh wanita akan mengganggu menstruasi dan menyebabkan
infertilitas. Pada tanggal 3 bulan juli tahun 2015 di Yogyakarta telah
memusnahkan 225 kg mie instan yang berformalin (lokasi pasar sleman). Formalin
adalah satu dari sepuluh bahan tambahan yang terlarang untuk makanan. Menurut Permenkes
No. 1168 Tahun 1999 (lampiran II), Sembilan bahan lainnya adalah asam borat,
asam salsilat dan garamnya, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium klorat,
kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan kaliumbromat. Berdasarkan
penelitian Indah Permata dari Fakultas Ekonomi Unila, Lampung, bahwa bakmi
berformalin dapat bertahan dua hari dalam suhu kamar dan 15 hari pada suhu
kulkas. Kemudian ikan berformalin tak akan rusak dalam suhu ruang, namun
memiliki terkstur daging yang kaku dan sulit untuk dipotong.
Tentu, tidak
dapat dibenarkan apabila produsen sebebas mungkin menggunakan pengawet makanan
tanpa mempertimbangkan batasan penggunaan yang semestinya. Karena sudah menjadi
kewajiban produsen makanan untuk melindungi hak konsumen. Menurut UU Perlindungan
Konsumen Pasal 9 dan Pasal 62, pengusaha dilarang memproduksi dana tau memperdagangkan
barang yang tidak sesuai standar. Apabila melanggar, maka ancaman hukuman
maksimum lima tahun penjara atau denda sebesar Rp 2 Miliar.
Komentar
Posting Komentar